Anggota Komisi X DPR RI Ratih Megasari Singkarru menilai saat ini perpustakaan belum menjadi bagian penting untuk mendukung mutu pendidikan. Padahal, dalam mendukung gerakan literasi sekolah, perpustakaan menjadi jantung untuk mengintegrasikan aktivitas literasi di sekolah dengan kurikulum dan pembelajaran.
Menurutnya, perpustakaan mempunyai peran untuk meningkatkan literasi membaca siswa Indonesia yang dinilai masih rendah. Karena itu, keberadaan perpustakaan tidak boleh lagi sekadar ada dan dikelola seadanya. Perpustakaan harus menjadi investasi penting untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dalam mendukung budaya literasi warga.
“Mirisnya masih banyak perpustakaan di daerah yang sudah tidak layak, padahal perpuskaan merupakan gudang ilmu ditempat masing-masing,” tuturnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi X dengan Kepala Perpusnas RI di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Karena itu, ia mendorong Perpusnas berkolaborasi dengan Perpusda guna menyesuaikan kebutuhan zaman, Ratih juga mengusulkan sejumlah pembaruan, mulai dari penyediaan co-working space, modernisasi layanan, hingga pembaruan koleksi buku.
“Dulu pelajar dan mahasiswa menjadikan perpustakaan sebagai tempat nongkrong, sebaliknya sekarang mereka tidak tertarik lagi karena kurangnya fasilitas dan modernisasi layanan,” tutur Politisi Fraksi Partai NasDem ini.
Lebih lanjut, ia menyoroti anggaran Perpusnas yang mengalami efisiensi pada tahun 2025 menjadi sebesar Rp441,8 miliar dari total anggaran sebesar Rp 721,68 miliar. Menurutnya, hal ini berdampak dalam pelaksanaan kegiatan perpustakaan di daerah.
“Anggaran yang ada sangat kurang, namun sebaiknya Perpusnas memaksimalkan anggaran yang ada dengan peningkatan literasi membaca dengan cara perbarui buku-buku yang memang sudah usang dengan mengikuti perkembangan zaman,”imbuhnya.